Apakah Anda suka memesan makanan lewat aplikasi GoFood? Ternyata ada modus baru yang dilakukan penipu untuk mencuri uang Anda lewat aplikasi tersebut. Dua orang tersangka di Sidoarjo, Jawa Timur, berhasil ditangkap polisi karena melakukan transaksi fiktif senilai Rp2,2 miliar di GoFood sejak Oktober lalu. Mereka memanipulasi data transaksi untuk membuat pesanan palsu dan mencuri uang dari GoFood.
Ratusan Ribu Order Fiktif Terbongkar Di GoFood Sidoarjo
Ratusan ribu order fiktif ternyata berhasil dilakukan oleh dua pelaku yang berhasil ditangkap Polda Jatim pekan lalu. Mereka berhasil menipu sistem GoFood dengan melakukan order fiktif senilai Rp2,2 miliar sejak Oktober 2022 hingga Agustus 2023.
Cara Kerja Modus Order Fiktif
Para pelaku memanfaatkan kelemahan sistem verifikasi pada GoFood untuk melakukan order fiktif dalam jumlah besar. Mereka membuat ratusan ribu akun palsu dan melakukan pemesanan makanan secara berulang kali tanpa ada niat untuk melakukan pembayaran. Total order fiktif mencapai 200 ribu order dengan total nilai pesanan Rp2,2 miliar.
Dampak Kerugian
Pihak GoFood tentu saja mengalami kerugian yang cukup besar akibat modus ini. Restoran mitra GoFood yang menerima orderan fiktif juga dirugikan karena sudah mempersiapkan pesanan namun tidak ada pembayaran yang diterima. Hal ini tentu berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap layanan GoFood.
Langkah Pencegahan
Untuk mencegah modus serupa terulang kembali, GoFood perlu memperkuat sistem verifikasi dan keamanan data pengguna. Misalnya dengan melakukan verifikasi akun menggunakan nomor ponsel yang valid, memastikan alamat pengiriman pesanan sesuai dengan lokasi restoran, dan pembatasan jumlah pesanan dari satu akun dalam waktu tertentu. Dengan langkah pencegahan yang tepat, modus penipuan seperti ini dapat diminimalisir di masa mendatang.
Dua Pelaku Berhasil Menipu Gojek Dengan Orderan Palsu
Dua orang pelaku berhasil ditangkap atas kasus penipuan dengan memanipulasi data transaksi pembelian makanan fiktif di aplikasi GoFood. Mereka berhasil menipu Gojek selama hampir setahun, dari Oktober 2022 hingga Agustus 2023. Total kerugian mencapai Rp2,2 miliar dari ribuan orderan palsu.
Cara Kerja Pelaku
Modusnya sederhana, pelaku membuat akun Gojek palsu dan memesan makanan dalam jumlah besar ke berbagai merchant yang terdaftar di GoFood. Setelah pesanan dikirim dan diterima, pelaku menghapus akun tersebut. Uang yang seharusnya dibayarkan ke merchant pun menguap.
Pelaku pertama kali ditangkap berkat laporan dari salah satu merchant di Jalan Trosobo, Sidoarjo yang curiga dengan pesanan dalam jumlah besar yang diterimanya. Saat diselidiki, ternyata alamat pengiriman fiktif dan nomor kontak pelanggan tidak dapat dihubungi.
Dampak Bagi Merchant
Merchant yang jadi korban pastinya dirugikan karena kehilangan pemasukan dari penjualan tersebut. Mereka sudah menyiapkan bahan baku dan tenaga untuk memproses pesanan yang ternyata palsu. Hal ini tentu berpengaruh pada keuangan dan operasional merchant.
Gojek sendiri sudah memastikan tidak ada kerugian finansial dari penipuan ini. Biaya yang seharusnya dibayarkan ke merchant akan ditanggung sepenuhnya oleh Gojek. Gojek juga berjanji akan memperbaiki sistemnya agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Gojek Rugi Hingga Rp2,2 Miliar Akibat Order Fiktif
Layanan pesan-antar makanan GoFood dilaporkan mengalami kerugian hingga Rp2,2 miliar akibat pesanan fiktif yang dilakukan melalui aplikasi mereka. Penipuan ini pertama kali terungkap setelah terdeteksi adanya transaksi mencurigakan di daerah Trosobo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Dua orang tersangka ditangkap oleh Kepolisian Daerah Jawa Timur pada hari Kamis, 7 September, karena diduga telah memanipulasi data transaksi pembelian makanan fiktif menggunakan aplikasi GoFood sejak Oktober 2022 hingga Agustus 2023.
Gojek Menderita Kerugian Hingga Rp2,2 Miliar Akibat Order Fiktif
Menurut pihak berwenang, para tersangka menggunakan lebih dari 200 akun pelanggan palsu untuk melakukan ribuan pesanan makanan palsu dari berbagai restoran yang terdaftar di GoFood, dengan tujuan untuk menipu Gojek agar membayar pesanan tersebut. Para tersangka kemudian menagih pembayaran dari Gojek untuk pesanan palsu tersebut.
Melalui penipuan ini, Gojek akhirnya mentransfer dana kepada para tersangka untuk ribuan pembelian makanan yang tidak pernah ada. Pihak kepolisian masih melakukan investigasi untuk mengetahui jumlah pasti transaksi penipuan yang terjadi dan total kerugian yang diderita Gojek. Namun, perkiraan awal menunjukkan bahwa kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp2,2 miliar selama 11 bulan.
Gojek telah mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi bahwa idn slot gacor mereka mendeteksi aktivitas yang mencurigakan dan melaporkannya kepada pihak berwenang, yang kemudian dapat mengidentifikasi dan menangkap para tersangka. Gojek juga menyatakan bahwa mereka memiliki mekanisme pencegahan untuk mendeteksi penipuan dan akan terus meningkatkan sistem pengawasan mereka. Mereka meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh para pengguna dan mitranya.
Kasus ini masih dalam penyelidikan polisi. Para tersangka dapat terancam hukuman hingga 10 tahun penjara jika terbukti melakukan penipuan yang mengakibatkan kerugian lebih dari Rp1 miliar. Para pengguna Gojek dan mitra restoran disarankan untuk tetap waspada terhadap aktivitas atau permintaan akun yang mencurigakan agar tidak menjadi korban penipuan yang mengatasnamakan layanan Gojek.
Polisi Tangkap Dua Pelaku Penipuan Order Fiktif GoFood
Setelah mendapat laporan dari pihak GoFood mengenai transaksi mencurigakan di daerah Jalan Trosobo, Sidoarjo, Jawa Timur, polisi bergerak cepat untuk menyelidiki kasus ini. Ternyata, dua orang pelaku berhasil ditangkap atas tuduhan manipulasi data transaksi makanan fiktif menggunakan aplikasi GoFood. Kejadian ini terjadi sejak Oktober 2022 hingga Agustus 2023.
Modus Penipuan
Kedua pelaku ini memanfaatkan celah dalam sistem GoFood untuk melakukan pemesanan fiktif dengan nilai transaksi yang tinggi. Mereka menggunakan data pribadi korban yang didapat dari media sosial untuk mendaftarkan akun GoFood dan melakukan pemesanan makanan secara fiktif. Total kerugian dari kasus ini mencapai Rp2,2 miliar.
Penangkapan Pelaku
Beruntung, polisi berhasil menangkap pelaku dengan cepat sebelum jumlah kerugian semakin membengkak. Kedua pelaku ditangkap di rumah mereka masing-masing di daerah Sidoarjo. Saat ini, kedua pelaku masih dalam tahap pemeriksaan intensif untuk mengungkap jaringan dibalik kasus penipuan online ini. Mereka dikenakan pasal berlapis, mulai dari penipuan, pencucian uang, hingga pemalsuan identitas.
Kasus seperti ini harus dijadikan peringatan bagi pengguna aplikasi GoFood dan masyarakat umum untuk lebih berhati-hati dalam bertransaksi secara daring. Pastikan data pribadi Anda terlindungi dan waspadai tawaran atau promo yang terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. GoFood sendiri telah meningkatkan keamanan sistem mereka guna mencegah kasus serupa terulang kembali.
Begini Modus Order Fiktif Yang Merugikan Driver Dan Restoran
Orang-orang ini menggunakan modus licik dengan memanipulasi data transaksi pembelian makanan fiktif di GoFood. Mereka berpura-pura memesan makanan dalam jumlah besar, namun sebenarnya tidak ada pesanan yang diterima restoran. Hal ini tentu saja merugikan para driver GoFood dan pemilik restoran.
Driver GoFood diberitahu bahwa ada pesanan besar yang harus diantar, namun setelah driver sampai di restoran ternyata tidak ada pesanan. Waktu dan bahan bakar driver terbuang percuma. Pemilik restoran juga dirugikan karena menyiapkan makanan dalam jumlah besar, tapi ternyata tidak ada yang memesannya.
Cara kerja modus ini
- Pelaku mendaftarkan nomor ponsel palsu sebagai pembeli di aplikasi GoFood.
- Dengan menggunakan nomor ponsel palsu tersebut, pelaku memesan makanan dalam jumlah besar di beberapa restoran yang berbeda.
- Setelah pesanan dikonfirmasi di aplikasi, pelaku tidak jadi memesan makanan tersebut.
- Driver yang ditugaskan mengantar pesanan percuma datang ke restoran, dan pemilik restoran sudah menyiapkan pesanan dalam jumlah besar.
- Pelaku merugikan driver, restoran dan GoFood karena tidak ada transaksi yang sebenarnya.
Polisi menyarankan driver GoFood untuk selalu mengonfirmasi keberadaan pesanan sebelum pergi menjemput makanan di restoran. Pemilik restoran disarankan untuk tidak langsung menyiapkan pesanan dalam jumlah besar sebelum driver datang. Pihak GoFood perlu meningkatkan keamanan sistem untuk mencegah modus seperti ini terulang kembali.
Conclusion
Kesimpulannya, jangan sampai Anda lengah dan tertipu oleh tindakan kriminal di dunia maya seperti ini. Modus penipuan semacam ini bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, mengingat betapa mudahnya melakukan transaksi secara online saat ini. Tetap waspada, perhatikan setiap detail transaksi yang masuk, dan jangan segan melaporkan apabila menemukan hal yang mencurigakan. Kita semua harus bahu membahu dalam mencegah tindak kejahatan di dunia digital agar masyarakat dapat tetap menikmati kemudahan bertransaksi secara online dengan aman dan nyaman.